Tentang Rindu

[7/10 06.05] BahRoel_Alam27: Titik nol kehidupan. Antara diam dan rindu, lantas apa yang engkau tau?
[7/10 06.08] Gbt Ara: Diam itu lebih kepada terlalu banyak yang ingin disampaikan namun terlalu sulit untuk diucapkan.
[7/10 06.15] BahRoel_Alam27: Berarti ending dari perjalanan itu bermuara tetap pada kerinduan
[7/10 06.20] Gbt Ara: Tidak juga, ini semacam menggantungkan rasa pada takdir. Jadi akhirnya masih samar, entah pertemuan atau perpisahan kita akan tahu nanti
[7/10 06.21] BahRoel_Alam27: dan endingnya lagi ketika bertemu engkau akan berkata rindu, dan tidak bertemupun kau anggap rindu
[7/10 06.25] Gbt Ara: Rindu itu pasang surut, ada kala saat semuanya telah berakhirpun kamu masih merasa rindu. Rindu kenangan, suasana, masa, tempat, atau orangnya. Rindu bukan sesuatu yang bisa kamu bendung hanya karena tidak ingin sesak, nikmati saja.
[7/10 06.26] BahRoel_Alam27: kenapa kamu tidak mencoba mengungkapkan rindu itu sekarang?
[7/10 12.38] Gbt Ara: Karena rindu ini tertuju pada tempat yang tidak seharusnya
[7/10 20.25] BahRoel_Alam27: Hai rindu
 [7/10 20.26] BahRoel_Alam27: Apa kabar denganmu
[7/10 20.28] Gbt Ara: Tidak pernah baik-baik saja tanpamu
[7/10 20.28] BahRoel_Alam27: Lantas kenapa engkau tak mengungkapkan rindu itu?
[7/10 20.29] Gbt Ara: Karena memang tidak seharusnya diungkapkan
[7/10 20.30] BahRoel_Alam27: Lalu apakabar hati yang menampung rindu itu?
[7/10 20.30] Gbt Ara: Tentu saja, buruk!
 [7/10 20.31] Gbt Ara: Kau tahu? Sudah ku berusaha membangun kembali serpihan dihati ini agak kembali kokoh, namun selalu runtuh kembali
[7/10 20.31] BahRoel_Alam27: Kisah kan padaku tentang rindu, hati, serta tentang membangun serpihan itu
[7/10 20.35] Gbt Ara: Itu kisah lama, aku tak yakin masih ingat sepenuhnya
[7/10 20.36] BahRoel_Alam27: Bagaimana jika kita satukan bersama serpihan itu?
[7/10 20.36] Gbt Ara: Mungkin butuh waktu sedikit lama
[7/10 20.41] BahRoel_Alam27: Rasanya seakan aku ingin selalu bersama rindu itu, namun sayang ketika rindu salah seorang akan sedikit terluka
[7/10 20.44] Gbt Ara: Itu karena rindunya hanya satu arah. Berhenti saja, rindu hanya sia sia jika tak ada tempat berlabuh
[7/10 20.46] BahRoel_Alam27: Setidaknya aku sudah berjuang menjelajah pada peta rindu karangan hati dusta, entah sampai di mana yang jelas pasti aku dapat membedah rindu itu
[7/10 20.53] Gbt Ara: Jangan berbicara soal perjuangan seolah olah kamu sudah mengerahkan segala hal, bila pada nyatanya rindu itu tak pernah sanggup kamu utarakan.
[7/10 20.55] Gbt Ara: Jika tidak punya keberanian, maka pendan saja dalam diam. Jika suka mengeluh, coba bicarakan. Rindu itu ada karena rasa, maka selesaikan dengan perasaan. Coba baca bicara dua arah, saling berbagi kisah. Lalu ambil jalan tengah
[7/10 20.56] BahRoel_Alam27: Lalu apa inti semua rindu itu? Apakah sia sia aku melakukan perjalanan rindu ini?
[7/10 20.59] Gbt Ara: Apa kamu benar benar berjalan atau hanya jalan ditempat? Jika rindu itu masih belum sampai pada si tujuan, maka kamu belum ada peegerakan. Sampaikan, biarkan dia tahu kamu sedang merindu. Untuk kedepannya, biarkan dia yang memutuskan.
[7/10 21.01] BahRoel_Alam27: Seperti sebelumnya aku berjalan, aku berlayar hingga kau terbang pada suatu tujuan, nyatanya langkahku masih sama, aku tertipu oleh rindu itu, sialan bukan :)
[7/10 21.02] Gbt Ara: Kamu terlalu memaksakan, pulanglah rumahmu butuh penghuni
[7/10 21.03] BahRoel_Alam27: Aku percaya padamu, kutitipkan rindu itu padamu. Aku akan kembali pada kasur itu, kembali dengan mimpi-mimpi indah dalam tidurku… Selamat malam, selamat menunaikan mengukir sejarah tidur panjang

[7/10 21.05] Gbt Ara: Istirahatkan rindumu, mari sama sama berbaring dalam rasa yang ringan. Selamat rebahan
[7/10 21.07] BahRoel_Alam27: Terimakasih atas kisah rindu selama dua hari ini, kan ku tulis salam sebuah kisah di lembar kertas putih. Akan ku titipkan pada sebuah majalah di kampus, semoga dapat di muat,. Jika termuat kau ku beri sebuah hadiah yang akan menjadi kenangan kisah ini

Komentar

Postingan Populer