Kesendirian "Menuju Titik NOL Kehidupan"
KESENDIRIAN "Menuju Titik Nol Kehidupan"
Kisah hari ini adalah sebuah uraian tentang bagaimana siklus kesendirian yang terjadi pada diri sendiri. Awalnya memang hanya sebuah kegabutan yang lewat pada halaman pikiran, namun sayang ketika hal itu tidak bisa di manfaatkan dan di olah menjadi sesuatu yang benar akan menjadi sebuah hal yang berujung pada titik nol kehidupan, yah titik nol kehidupan aku menyebutnya.
Tentang titik nol kehidupan adalah dimana engkau mencari apa yang engkau cari. Menunggu apa yang engkau tunggu, engkau merasa dikejar waktu, seperti itulah yang ku maksud.
Sering kali kita mengalami hal itu, setelah sekian lama bahagia dan kebahagiaan itu diambil oleh sang pencipta rasanya seperti tidak rela namun sayangnya kita tidak bisa berbuat apa-apa. Lantas apa yang kita lakukan? Bersabar? Merelakan? Atau tetap menerima keadaan? Salah bukan semua itu jawabnnya, yang ada kita akan tetap memberontak pada kenyataan, namun sayangnya ketika kita terjebak pada situasi tersebut kita akan lebih menjadi liar, tak mempercayai apapun dan kita akan tetap melawan kehendak tuhan. Benar atau benar? Yang pasti itu yang pernah terjadi padaku jadi aku benar-benar merasakannya.
Lalu apa yang seharusnya kita lakukan? Pada saat tersebut kondisi kita menjadi tidak konstan. Entah suasana hati, emosi, detak jantung serta semua yang ada pada dirikita berubah ubah setiap detik. Aku pernah diberi nasehat, memberi saran kerbau mengamuk harus di cocok hidungnya, tapi memberi nasehat manusia yang emosi harus menunggu keadaan reda. Maksudnya tunggu segala pikirannya lega, lalu masuk keruang hatinya. Salah jika kalian masuk ke dapur tanpa mengetuk pintu depan, apalagi tanpa bercakap dengan sang pemilik rumah tersebut.
Awalnya ajak bernegosiasi dia, dekati lalu ajak ngopi dan bercerita kesana-sini. Setelah dia bisa membaur dengan situasi itu, pancing cerita agar keluar dari mulutnya, aku yakin ketika dia sudah menikmati posisi tersebut dia akan merasa lebih dari kata nyaman karna sering kucoba pada teman-temanku hehehe. Oke next, selanjutnya ketika cerita sudah keluar dari mulutnya usahakan kalian menyimak dengan seksama, ketika sudah datang kata end of story, coba kalian buat dia menjadi lebih down. Kenapa? Karena posisi orang down mudah dimasuki apapun, baik pikiran, perkataan, hati dan segalanya mudah di susupi. Ketika ia sudah mencapai fase down dari pada dirinya barulah motivasi dari kita masuk ke dalam lubuk hatinya.
Pada kondisi tersebut kita harus bisa membangun karakter dirinya dengan lebih kuat, bukan membangun bangunan tinggi dengan pondasi lemah. Kuatkan hatinya, buat semangatnya kembali, satukan lagi jasad dengan separuh raganya yang hilang. Jika jiwanya tidak bisa ditemukan di tempat itu bangun di kemudian hari hingga ia yakin jasad dan jiwa raganya dapat menyatu hingga ia kembali semangat seperti sedia kala.
Senin 07 Oktober 2019 6:13
Kisah hari ini adalah sebuah uraian tentang bagaimana siklus kesendirian yang terjadi pada diri sendiri. Awalnya memang hanya sebuah kegabutan yang lewat pada halaman pikiran, namun sayang ketika hal itu tidak bisa di manfaatkan dan di olah menjadi sesuatu yang benar akan menjadi sebuah hal yang berujung pada titik nol kehidupan, yah titik nol kehidupan aku menyebutnya.
Tentang titik nol kehidupan adalah dimana engkau mencari apa yang engkau cari. Menunggu apa yang engkau tunggu, engkau merasa dikejar waktu, seperti itulah yang ku maksud.
Sering kali kita mengalami hal itu, setelah sekian lama bahagia dan kebahagiaan itu diambil oleh sang pencipta rasanya seperti tidak rela namun sayangnya kita tidak bisa berbuat apa-apa. Lantas apa yang kita lakukan? Bersabar? Merelakan? Atau tetap menerima keadaan? Salah bukan semua itu jawabnnya, yang ada kita akan tetap memberontak pada kenyataan, namun sayangnya ketika kita terjebak pada situasi tersebut kita akan lebih menjadi liar, tak mempercayai apapun dan kita akan tetap melawan kehendak tuhan. Benar atau benar? Yang pasti itu yang pernah terjadi padaku jadi aku benar-benar merasakannya.
Lalu apa yang seharusnya kita lakukan? Pada saat tersebut kondisi kita menjadi tidak konstan. Entah suasana hati, emosi, detak jantung serta semua yang ada pada dirikita berubah ubah setiap detik. Aku pernah diberi nasehat, memberi saran kerbau mengamuk harus di cocok hidungnya, tapi memberi nasehat manusia yang emosi harus menunggu keadaan reda. Maksudnya tunggu segala pikirannya lega, lalu masuk keruang hatinya. Salah jika kalian masuk ke dapur tanpa mengetuk pintu depan, apalagi tanpa bercakap dengan sang pemilik rumah tersebut.
Awalnya ajak bernegosiasi dia, dekati lalu ajak ngopi dan bercerita kesana-sini. Setelah dia bisa membaur dengan situasi itu, pancing cerita agar keluar dari mulutnya, aku yakin ketika dia sudah menikmati posisi tersebut dia akan merasa lebih dari kata nyaman karna sering kucoba pada teman-temanku hehehe. Oke next, selanjutnya ketika cerita sudah keluar dari mulutnya usahakan kalian menyimak dengan seksama, ketika sudah datang kata end of story, coba kalian buat dia menjadi lebih down. Kenapa? Karena posisi orang down mudah dimasuki apapun, baik pikiran, perkataan, hati dan segalanya mudah di susupi. Ketika ia sudah mencapai fase down dari pada dirinya barulah motivasi dari kita masuk ke dalam lubuk hatinya.
Pada kondisi tersebut kita harus bisa membangun karakter dirinya dengan lebih kuat, bukan membangun bangunan tinggi dengan pondasi lemah. Kuatkan hatinya, buat semangatnya kembali, satukan lagi jasad dengan separuh raganya yang hilang. Jika jiwanya tidak bisa ditemukan di tempat itu bangun di kemudian hari hingga ia yakin jasad dan jiwa raganya dapat menyatu hingga ia kembali semangat seperti sedia kala.
Senin 07 Oktober 2019 6:13
Komentar
Posting Komentar